Gintung Cugenang, majalahmahardika.com hari ke 7 masih banyak pengungsi yang masih berteduh di tenda-tenda seadanya. Sedang bantuan logistik melimpah dari mana mana.
Menurut Dadan warga warga Cigintung yang menunggu sumbangan dari para dermawan, kebanyakan makanan untuk dimasak, pakaian kebanyakan untuk wanita. Mereka terutama ibu ibu membutuhkan pakaian dalam dan kebutuhan wanita. Bahkan jarang dan hampir tidak ada yang menyumpang celana dalam baik untuk wanita mauapun pria.
Para pengungsi banyak sekali yang tidak sempat mencuci pakaian karena terbatas air. Mereka lebih mengutamakan untuk makan, minum dan mengambil air wudhu. Tapi ada juga yang tidak kekurangan air bersih seperti daerah Cipanas, Gintung.
Sampai aminggu pagi 28 Nov 22, para pengungsi enggan tidur di rumahnya. Semua tidur di tenda tenda. Sedangkan rumah rumah ditinggal kosong. Banyak perabotan rumah tangga masih berserakan, terutama yang bagian rumah tidak runtuh hanya sebagian yang ambruk. Retak-retak dimana-mana, sehingga warga kebanyakan membiarkan kosong menjaga runtuh secara tiba-tiba.
Arus lalu linas dari arah Ciawi menuju Cianjur leawat jalan provinsi untuk sementara ditutup, sehingga jalan harus memutar masuk kp gintung. Namun di kawasan Gintung, banyak kendaraan yang salah masuk jalur, sehingga kemacetan terjadi ber jam-jam.
Lebih parah lagi tidak ada petugas kepolisian, hanya yang mengatur pendatang yang tidak mengenal jalan kampung yang hanya bisa dilewati sebuah kendaraan roda empat, sehingga sering terjadi kemacetan ketika dari dua arah beberapa mobil memaksakan untuk masuk tidak mengikuti yang mengatur arus.
Jalan yang hanya dilewati sebuah kendaraan roda 4 , antara Kp. Gintung ke Cipanas hanya satu jalur tidak bisa dilewati kendaraan dua arah.
Sonni Hadi
